Memahami Tantangan yang Dihadapi Media Tradisional dalam Era Digital
Era digital memberikan tantangan baru bagi media tradisional. Lembaga penelitian Ipsos menyatakan bahwa sekitar 70% penduduk Indonesia mengkonsumsi berita melalui media digital. Dengan demikian, media tradisional harus berjuang keras untuk tetap relevan. Dari sisi pendapatan iklan, media digital juga memukul media tradisional. Menurut Asosiasi Penyiaran Indonesia (API), pendapatan iklan media tradisional mengalami penurunan hingga 30% dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Menyikapi fenomena tersebut, media tradisional harus mampu beradaptasi. "Media tradisional harus bisa melihat peluang di era digital. Mereka perlu merombak strategi bisnis mereka agar bisa bertahan," ujar Eko Maryadi, Presiden API.
Mengadaptasi dan Mengubah Strategi: Langkah-langkah Penting bagi Media Tradisional
Pertama, media tradisional harus mulai mengembangkan konten digital. "Konten yang menarik dan relevan akan membuat konsumen tetap setia," ujar Maryadi. Dalam hal ini, media tradisional bisa memanfaatkan kekuatan mereka dalam menciptakan konten berkualitas tinggi dan membagikannya melalui platform digital.
Selanjutnya, media tradisional harus memanfaatkan teknologi dalam menghasilkan dan mendistribusikan konten. Misalnya dengan menggunakan algoritma untuk memahami preferensi konsumen. "Dengan teknologi, media tradisional bisa lebih memahami apa yang diinginkan oleh konsumen," jelas Maryadi.
Media tradisional juga perlu bersinergi dengan platform digital. Aliansi ini tidak hanya membantu distribusi konten, tapi juga menciptakan peluang bisnis baru. "Media tradisional bisa menjual iklan di platform digital mereka, atau bahkan berkolaborasi dalam menciptakan konten," ucap Maryadi.
Adaptasi lain yang perlu dilakukan adalah membangun hubungan yang baik dengan konsumen. Di era digital, konsumen bukan hanya sekedar konsumen, tapi juga bisa menjadi pembuat konten. Media tradisional harus mampu memanfaatkan potensi ini untuk meningkatkan loyalitas konsumen.
Akhirnya, media tradisional harus mempertimbangkan diversifikasi bisnis. Misalnya dengan mengembangkan bisnis di luar media, seperti event, pendidikan, dan lain-lain. "Diversifikasi bisnis akan memperkuat posisi media tradisional di era digital," pungkas Maryadi.
Dengan begitu, media tradisional dapat bertahan dan bahkan berkembang di era digital. Tentu saja, semua ini membutuhkan komitmen dan upaya yang besar. Namun, dengan strategi yang tepat, media tradisional bisa tetap eksis dan relevan di era digital ini.