Mengenal Strategi Inovatif dalam Media Tradisional Menyongsong Era Digitalisasi
Era digitalisasi menjadi tantangan sekaligus peluang bagi media tradisional di Indonesia. Agus Suryanto, pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, menyatakan bahwa "media tradisional harus berinovasi untuk bertahan dan berkembang." Strategi inovatif menjadi jawaban dalam menghadapi perubahan yang pesat ini.
Strategi inovatif bukan hanya sekedar pemanfaatan teknologi digital. Maksudnya, bukan hanya mengubah konten cetak menjadi digital. Melainkan, merumuskan pendekatan baru yang sejalan dengan perilaku konsumen di era digital. Misalnya, penggunaan media sosial untuk penyebaran berita, atau pembuatan aplikasi mobile yang memudahkan akses konten.
"Perubahan model bisnis juga penting," kata Suryanto. Media tradisional bisa mencoba model berlangganan atau pay per view. Selain itu, kerjasama dengan platform digital populer bisa menjadi pilihan untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Menyikapi Era Digital: Transformasi Media Tradisional melalui Inovasi Strategis
Inovasi strategis menjadi kunci transformasi media tradisional di era digital. "Inovasi bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal pemikiran dan budaya," kata Dedy Permadi, ahli media dari Universitas Padjadjaran.
Transformasi media tradisional melibatkan perubahan di berbagai lini. Mulai dari produksi hingga distribusi. Misalnya, dalam produksi, teknologi AI bisa digunakan untuk menganalisis tren berita. Sedangkan dalam distribusi, konten harus disesuaikan dengan platform yang digunakan.
Permadi menambahkan, "media tradisional harus lebih responsif terhadap perubahan pasar dan teknologi." Responsivitas ini melibatkan kesediaan untuk belajar dan beradaptasi. Selain itu, media tradisional perlu memahami bahwa di era digital, audiens bukan hanya konsumen, tetapi juga produsen konten.
Di akhir, apa pun strategi yang diterapkan, transformasi media tradisional harus berorientasi pada kebutuhan dan perilaku konsumen. "Di era digital, konsumen ingin konten yang relevan, akses yang mudah, dan pengalaman yang memuaskan," tutup Permadi. Berani berinovasi, bersedia berubah, dan berorientasi pada konsumen, itulah kunci bertahan dan berkembang media tradisional di era digital.